Jumat, 11 Oktober 2013

KISAH SEPOTONG BATU MIRAH DELIMA



Rekan-rekan gems lovers yang budiman,
Saya ajak rekan-rekan untuk menyimak suatu dunia yang jauh dari gunjang-ganjing kritik dan politik. Topiknya mengenai gemstone atau batumulia, batu permata atau batu aji (dibakukan oleh Dept. Energi dan Pertambangan dengan istilah batumulia). Isinya bukan yang rumit-rumit atau kuliah, melainkan pengalaman praktis yang semoga dapat menambah wawasan rekan-rekan gems lovers. Bagi rekan-rekan yang interested, mari bergabung dalam Gemstone Lovers (penggemarnya di Indonesia lebih dari 50% dari penduduk dewasa). Dongeng pertama ini insyaallah akan disambung dengan dongeng-dongeng yang lain, baik dari saya ataupun dari teman-teman gemstone lovers yang lain ( disarankan dari pengalaman ). OK ?!
KISAH SEPOTONG BATU MIRAH DELIMA            
Rekan-rekan gems lovers,
Seorang anggota Masyarakat Batumulia Indonesia (Mr. G) yang juga pemilik sebuah toko emas dan permata di kawasan Pasar Baru Bandung. Pada suatu hari dia datang membawa sepotong batu berwarna merah daging yang terbungkus lapisan batuan tipis berwarna hijau tua. Beratnya sekitar 3 kg. Dari pengamatan secara quick look dan uji gemologi sederhana, dapat dipastikan bahwa batu Pak Gunawan adalah sejenis RUBY atau MIRAH DELIMA, sedangkan lapisan batuan tipis berwarna hijau yang menyelimuti bagian luar adalah mineral ZOISITE. Menurut Cursio Cipriani, 1986 , di dunia, kombinasi mirah delima dengan mineral zoisite hanya ditemukan di Tanzania (there is nothing like it in the mineral  world).
Rekan – rekan gems lovers,
Sekitar sebulan kemudian, Mr. G datang lagi membawa mirah delimanya, tetapi kali ini sudah tidak utuh. Bagian bawahnya telah terpotong. Saya tanyakan kenapa sampai terpotong, beliau menjelaskan bahwa mirah delimanya diperiksakan ke sebuah kantor di Bandung dimana selain dipotong, sertifikatnya menyatakan bukan mirah delima melainkan batuan ultra-basa (tidak spesifik menyebutkan zoisite). Bagian batuan yang berwarna merah ternyata tidak dijelaskan. Batuan ultra basa yang dimaksud adalah lapisan batuan tipis berwarna hijau yang prosentasenya kurang dari 1%. Melihat kenyataan ini, peminat mirah delima yaitu Mr. K, seorang pengusaha Jepang yang kenal saya, langsung meminta untuk memeriksakan ulang ke Mang Okim. Alhamdulillah, kali ini konsultasi yang saya berikan  mendapatkan imbalan duit karena harus mengeluarkan sertifikat. Hasilnya tetap seperti pada kesimpulan pertama yaitu MIRAH DELIMA TANZANIA, hanya disebutkan bahwa telah dipotong.
Menurut cerita Mr. G, sepulangnya dari pemeriksaan quick look pertama, sebelum masuk ke tokonya, dia bertemu Mr. K yang sengaja mengunjunginya. Ketika ditanya tentang batu yang dibawa, Mr. G menjelaskan bahwa batunya adalah mirah delima (ruby) dengan harga satu milyar rupiah. Perlu diketahui bahwa pada saat itu, mirah delima Tanzania memang masih sangat langka. Mendengar penjelasan Mr. G, Mr. K yang pengusaha, langsung tertarik dan minta sertifikat. Tanpa pikir panjang, Mr. G pergi ke sebuah kantor di Bandung, menemui beberapa ahli geologi yang pekerjaan sehari-harinya memeriksa batuan granit dan sejenisnya. Karenanya tidak heran kalau mirah delima Mr. G diperlakukan seperti batu granit, langsung dipotong dan dibuat sayatan tipis agar bisa diperiksa dengan mikroskop polarisasi. Akibat pemotongan tersebut, berat mirah delima berkurang sekitar 300 gram.

Rekan-rekan gems lovers,
Sungguh kasihan nasib Mr. G. Mirah delima punya orang lain yang harga penawarannya seratus juta rupiah, langsung ditawarkan ke Mr. K satu milyar rupiah. Keuntungan besar yang sudah dibayangkan ternyata berubah drastis menjadi musibah. Akibat dipotongnya mirah delima tersebut, Mr. K tak tertarik lagi bernegosiasi dan selain dari itu Mr. G dipenalti oleh pemilik mirah delima sebanyak tiga puluh juta rupiah, suatu jumlah yang saat itu sama nilainya dengan harga sebuah mobil kijang baru. 
Dari kisah nyata di atas kiranya perlu diketahui oleh rekan-rekan gems lovers bahwa testing batumulia secara prinsip tidak merusak. Testing kekerasan misalnya, goresan pensil kekerasan atau hardness pencil maksimum hanya meninggalkan goresan kecil di tempat yang tidak menyolok. Oleh karenanya, berhati-hatilah dalam memeriksakan batumulia agar anda tidak bernasib malang seperti Mr. G.
Sampai bertemu lagi di kisah lain. Untuk para peminat Gemstone Lovers, seandainya ada pertanyaan di bidang batumulia, jangan ragu-ragu menyampaikannya., insyaallah akan dicarikan jawabannya.

Salam hangat , Mang Okim.

5 komentar:

  1. Yahh , mudah2an hal serupa tak terjadi pada Gems Lover lainnya ... Kunjungi kami : www.indonesian-gemstones.com

    BalasHapus
  2. Sukses untuk gemslover tanah air di seluruh penjuru nusantara, salam kenal dari Kami Komunitas Pencinta Batu Bangka Belitung (KOMPBAT BABEL)

    BalasHapus
  3. menarik infonya Mang..
    ikut nyimak..ah

    BalasHapus
  4. Di indonesia memang masih banyak hal seperti itu ..harus hati2. Moga sukses

    BalasHapus
  5. Di indonesia memang masih banyak Hal hal seperti itu...harus hati2 moga sukses

    BalasHapus